ANALISIS ULANG STRUKTUR BANGUNAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG

  • Vania Oktiani Pariyan Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
  • Indra Gunawan Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
  • Ferra Fahriani Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Abstract

Dalam melakukan pelayanan lalu lintas udara, ketinggian bangunan ATC di Bandara Depati Amir saat ini dinilai kurang tinggi, sehingga pengawasan terhadap pergerakan pesawat tidak optimal. Untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas udara, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) melaksanakan pembangunan menara pengawas yang baru untuk Bandara Depati Amir – Pangkalpinang. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap struktur bangunan Air Traffic Control (baru) di Bandara Depati Amir – Pangkalpinang berdasarkan pelaksanaan di lapangan.

Struktur pelat S1 dan S2 memenuhi syarat rasio penulangan serta memenuhi syarat kekuatan. Struktur balok G2, B3, CG, LB dan CB1A memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser, struktur balok G1 dan G3 pada daerah tumpuan memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser namun pada daerah lapangan tidak memenuhi syarat rasio penulangan. Pada balok B1 pada daerah tumpuan tidak memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser, sedangkan pada daerah lapangan memenuhi syarat rasio penulangan serta syarat kekuatan lentur dan geser.

Untuk struktur baja, struktur kolom baja (WF 450x200) tidak mampu menahan beban yang bekerja, dengan hasil analisis tidak memenuhi syarat interaksi kuat aksial dan lentur namun memenuhi syarat kekuatan geser. Struktur balok baja (WF 200x100, WF 300x150, WF 300x175 dan WF 400x200) mampu menahan beban yang bekerja, dengan hasil analisis memenuhi syarat interaksi kuat aksial dan lentur serta syarat kekuatan geser. Sambungan balok mampu menahan beban-beban yang bekerja, ketebalan baseplate mencukupi ketebalan minimum yang dibutuhkan, sedangkan baut angkur tidak memenuhi syarat interaksi kuat tarik dan geser.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonim. 1979. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (cetakan ke 7). Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

Anonim. 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. Jakarta: Diterbitkan Oleh Yayasan Badan Penerbit PUDepartemen Pekerjaan Umum.

Anonim. 2012. SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Anonim. 2013. SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Anonim. 2015. SNI 1729-2015 Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Asroni, A. 2010a. Kolom dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Asroni, A. 2010b. Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dewobroto, W. 2016. Struktur Baja Perilaku, Analisis & Desain – AISC 2010 Edisi ke-2. Tanggerang : Penerbit Jurusan Teknik Sipil UPH.

Setiawan, A. 2016. Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847:2013. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Published
2018-12-20
How to Cite
Pariyan, V., Gunawan, I., & Fahriani, F. (2018). ANALISIS ULANG STRUKTUR BANGUNAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG. FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil), 6(2), 113-125. https://doi.org/10.33019/fropil.v6i2.1297
Abstract viewed = 781 times
pdf (Bahasa Indonesia) downloaded = 453 times

Most read articles by the same author(s)