PEMANFAATAN MESIN IRAT BAMBU UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU MASYARAKAT DESA PERGAM KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.33019/depati.v5i1.6185Keywords:
Mesin irat bambu, pengbadian masyarakatAbstract
Desa Pergam merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung dengan luas wilayah 176,36 km2. Mata pencaharian penduduk antara lain sebagai petani, penambang, wiraswasta, pedagang, buruh bangunan, nelayan, dan ASN. Potensi desa Pergam sangat banyak, salah satunya adalah kerajinan tangan, anyaman berbahan bambu. Berdasarkan diskusi dengan calon mitra pengabdian, ketua PKK Desa Pergam, dan Kepala Desa Pergam didapatkan beberapa permasalahan mitra pengrajin anyaman bambu dalam menjalankan usahanya, antara lain: 1) pemotongan bambu dilakukan dengan gergaji secara manual; 2) pembelahan bambu dilakukan secara konvensional menggunakan golok; 3) mengiratkan bambu dilakukan secara konvensional menggunakan pisau. Diantara tiga permasalahan tersebut, proses yang paling rumit adalah mengirat bambu. Untuk mengiratkan satu ruas bambu berukuran panjang sekitar 80 cm memerlukan waktu 60 menit dan menghasilkan sekitar 50 lembar bahan anyaman. Proses ini tidak efsiensi karena memerlukan waktu yang cukup lama. Berdasarkan uraian diatas, mitra pengabdian mengusulkan pemanfaatan mesin irat bambu untuk meningkatkan produktivitas usaha mereka. Tim pengabdian kepada masyarakat prodi Teknik Mesin telah menyerahkan satu unit mesin irat bambu, yang diserahkan langsung kepada kepala Desa Pergam. Mesin tersebut mampu mengirat bambu berkisar 30 s.d 35 lembar dalam waktu 1 menit. Penggunaan mesin irat bambu lebih efisien dibandingkan dengan cara konvensional sehingga dapat meningkatkan produktivitas produk anyaman bambu.