Bioekologi Nyamuk Culex (Diptera: Culicidae) di Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat

  • Atika Rukmana Prodi Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Indonesia
  • Eddy Nurtjahya Prodi Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Indonesia
  • Awit Suwito

Abstract

Bangka and Belitung region has under 887 collong consisting of 544 under the island of Bangka, and as many as 343 underneath Belitung Island. It has the potential to become a mosquito breeding location in West Bangka, the highest rate of illness with mosquito vector (malaria, DBD, filariasis) is owned by Jebus District. Allegedly this is related to the location of residential communities close to under. The purpose of this research is to know the diversity and bioecology of Culex mosquito in Jebus Subdistrict, West Bangka Regency. This research was conducted in November 2016 - June 2017. This research is an explorative research consisting of several activities, namely: 1) Habitat Observation, 2) Mosquito Sampling, 3) Larvae Maintenance, 4) Mosquito Identification, and 5) Data Analysis . Based on the results of this study found at least 10 types of Culex mosquitoes in Jebus District. Ten types are Cx. nigropunctatus, Culex sp, Cx. quinquefaciatus, Cx. pseudovishnui, Cx. mimulus, Cx. sitiens, Cx. fuscocephala, Cx. hutchinson, Cx. foliatus, Cx. tritaeniorhynchus. The highest relative abundance value in the three species is Cx. quinquefaciatus (0.29%), Cx. nigropunctatus (0.16%), Culex sp. (0.18%). Cx. quinquefasciatus has a blood-sucking peak at 18:00 to 19:00, 20.00.21.00 and 23.00-24.00.

Keywords: Kolong, Keragaman dan Kelimpahan Nisbi, Nyamuk Culex, Puncak Mengigit Nyamuk

Downloads

Download data is not yet available.

References

[DEPKES RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP.
[Dinkes Kab. Babar] Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat. (2015). Laporan Penemuan Penderita Malaria, DBD dan Filariasis. Bangka Barat: Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat.
[Dinkes Prov. Babel] Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung. (2015). Profil Kesehatan Bangka Belitung. Pangkalpinang: Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung.
Dharma, W.K.L., Hoedojo, Abikusno, R.M.N., Suriptiastuti, Inggrid A.T., & Sutanto B.A. (2004). Survei fauna nyamuk di Desa Marga Mulya, Kecamatan Mauk, Tangerang, J Kedokter Trisakti, 23(2), 57-62.
Fahmi, M., Fahri, Nurwidayati, A., & Suwastika, I.N. (2014). Studi keanekaragaman spesies nyamuk Anopheles spp.di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, J. Natur Sci. 3(2), 95-108
Ginanjar, R.A. (2011). Densitas dan Perilaku Nyamuk (Diptera:Culicidae) di Desa Bojong Rangkas Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Hadi, U.K., Gunandini, D.J., Soviana & S., Sigit, S.H. (2011). Panduan Identifikasi Ektoparasit: Bidang Medis dan Veteriner ed. ke-2. Bogor (ID): IPB Press.
Hadi, U.K., & Koesharto, F.X. (2006). Nyamuk dalam Hama Permukiman Indonesia: Pengenalan, Biologi, dan Pengendalian. Sigit SH, UK Hadi, editor. Bogor(ID): Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman.
Hasyimi, M., Harmany, N., & Pangestu. (2009). Tempat-tempat terkini yang disenangi Metode PCR di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, ASPIRATOR 7(1), 29–35.
Juhairiyah. (2016). Analisis Kebiasaan Nyamuk Vektor Filariasis Menghisap Darah Dengan Metode Polymerase Chain Reaction - Restriction Fragments Length Polymorphism (PCR-RFLP). Tanah Bumbu: Balai Litbang P2B2.
Khairi, F. (2015). Pemanfaatan Ternak dalam Pegendalian Nyamuk Vektor Penyakit. [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mattingly, P.F. (1973). Kunci Bergambar Identifikasi Nyamuk Betina Sampai Ke Tingkat Genus Di Indonesia (diterjemahkan Sigit SH).
O’Connor C.T. & Sopa T. (1982). A checklist of the mosquitoes of Indonesia. Jakarta: U.S. Naval Medical Research Unit No.2.
Oktarina, R., Yahya, Salim, M., & Pahlevi, I. (2014). Keanekaragaman spesies nyamuk di Desa Pementung Basuki dan Desa Tanjung Kemala Barat Kabupaten Ogan Kumering Ulu Timur. J SPIRAKEL, 6, 14-25.
Putri, G.F.G. (2016). Keanekaragaman Jenis dan Aktivitas Nyamuk yang Berpotensi Sebagai Vektor Parasit Darah Unggas di Peternakan Ciampea Bogor [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Ramadhani, T., & Yunianto, B. (2009). Aktivitas menggigit nyamuk Culex quinquefasciatus di daerah endemis filariasis limfatik Kelurahan Pabean Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Aspirator, 1(1),11-15.
Soekirno, Mardjan, Ariati, Yusniar & Mardiana. (2006). Provinsi di Indonesia jenis-jenis nyamuk yang ditemukan di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. JEko Keseh, 5(1), 356 – 360.
Stanuszek, W.W. (2013). Identification Guide To Adult Female Mosquitoes Of Saginaw County. Sginaw County: Congress Ave.
Sudeep, A.B. (2014). Culex gelidus: An emerging mosquito vector with potential to transmit multiple virus infections. J Vector Borne Dis, 51, 251-258.
Syuhada, Y., Nurjazuli & Endah, N. (2012). Studi kondisi lingkungan rumah dan perilaku masyarakat sebagai faktor risiko kejadian filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 11(1), 95-101
Taviv, Y. (2005). Fauna nyamuk di Desa Segara Kembang Kecamatan Lengkiti, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Tiawsirisup, S., & Nithiuthai, S. (2006). Vector Competence of Aedes aegypti (L.) And Culex quinquefasciatus (Say) for Dirofilaria imitis (Leidy). Southeast Asian J. Trop Med. Public Health, 37(3), 110-114.
Wright, A.E. (2002). Mosquito Life Cycles, Ecology and Behaviour. Ballina Shire Council: 1-11
Yuliana, H.S. (2017). Analisis dampak pertambangan timah rakyat terhadap bencana banjir (studi pada Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016). J Pro Manajemen Bencana, 3(1), 56-73.
Zulkarnain. (2004). Culex spesies di Kecamatan Sako Kota Palembang. J. Kedokteran dan Kesehatan, 36(4), 21-23.
Published
2022-06-30
How to Cite
Rukmana, A., Nurtjahya, E., & Suwito, A. (2022). Bioekologi Nyamuk Culex (Diptera: Culicidae) di Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat. EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi Dan Mikrobiologi, 7(1), 15-22. https://doi.org/10.33019/ekotonia.v7i1.3139
Abstract viewed = 1273 times
PDF downloaded = 1263 times