Bioekologi Nyamuk Armigeres, Mansonia, Aedes, Anopheles dan Coquilletidia (Diptera: Culicidae) di Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat

  • Sarlinda Sari Prodi Biologi Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Indonesia
  • Eddy Nurtjahya Prodi Biologi Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Indonesia
  • Awit Suwito Pusat Penelitian Biologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia

Abstract

Bangka Belitung is one of the provinces in Indonesia that is endemic to the disease transmitted exclusively by mosquitoes, such as filariasis, dengue hemorrhagic fever (DHF) and malaria. Limitations of information on risk factors of filariasis and dengue hemorrhagic fever (DHF), mosquito bioecology, and the endemic environment, it has not obtained specific and efficient ways in disease control. This research aims to reveal biodiversity and mosquito bioecology in Jebus District, West Bangka Regency. This research is an explorative one. Collections of adult mosquitoes mostly obtained Armigeres subalbatus (59 individuals). Totally 115 individuals of mosquitoes collected in Jebus District were 115 individuals consisting of genera Armigeres (Ar. subalbatus, Ar. malayi, and Ar. moultoni), Mansonia (Ma. dives and Ma. annulata), Aedes (Ae. aegypti, Ae. albopictus and Aedes sp.), Coquillettidia (Coquillettidia ochracea) and Anopheles (An. letifer). Collecting of larvae stage obtained two species of mosquitoes i.e. Aedes aegypti and Aedes albopictus, which were found in the water / drum shelter, bathtub, used bottles and the ex-tin mined pond.

Keywords: bioekologi, Bangka Barat, genus Armigeres, nyamuk

Downloads

Download data is not yet available.

References

[BAPELKES] Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. (2011). Jenis-jenis Nyamuk dan Bahayanya.http://www.bapelkescikarang.or.id/index. [14 Mei 2016]
[DEPKES RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP.
[DEPKES RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pencegahan dan Pemberatasan DBD di Indonesia. http://www.depkes.go.id.pdf . [20 Mei 2016]
[DEPKES] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Denggi dan Demam Berdarah Denggi. http://www.depkes.go.id.pdf. [20 Mei 2016]
[DINKES Kab. Babar] Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat. (2015). Laporan Tahunan Program Pemberantasan Malaria. Muntok: Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat.
[DINKES Kab. Bangka] Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka. (2007). Laporan Tahunan Program Pemberantasan Malaria. Sungailiat: Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka.
[DINKES Prov. Babel] Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung. (2015). Laporan Penemuan Penderita Malaria. Pangkalpinang: Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung.
[KEMENKES RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Atlas Vektor Penyakit di Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit.
[PKM] Puskesmas Jebus. (2015). Laporan Bulanan Filariasis dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Bangka Barat. Babel Prianto J. 2004. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Gramedia Pustaka.
[WHO]. World Health Organization. (1995). Vector control in international health. Geneva. 26-28
Abdalmagid, M.A., & Alhusein, Sh.H. (2008). Entomological investigation of Aedes aegypti in Kassala and Elgadarief States, Sudan. Sudanese J. Pub. Hlth., 3(2),77-80
Alfian, D. (2015). Keragaman Jenis dan Aktivitas Nyamuk Pada Peternakan Sapi Di Unit Reproduksi dan Rehabilitasi FKH [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Aradilla, A.S. (2009). Uji Efektifitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica) Terhadap Larva Aedes aegypti. Laporan Akhir Tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Arsin, A.A., Ibrahim, E., Ishak, H., & Ane, R. (2013). Analisis Faktor Lingkungan dan Gerakan PSN DBD Terhadap Densitas Larva Nyamuk Aedes aegypti dan Kejadian DBD di Daerah Endemis DBD Kota Makasar: Universitas Hasanuddin
Astuti, P., & Lustiyadi, E.D. (2018). Hubungan kondisi lingkungan fisik terhadap tingkat kepadatan larva Aedes sp. disekolah dasar wilayah kecamatan Kasihan, Bantul, Di Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(3).
Cahyati, W.H., & Suharyo. (2006). Dinamika Aedes aegypti sebagai vector penyakit. Kesmas, 2(1), 38-48
Chan, K.L., Ho, B.C., & Chan, Y.C. (1971). Aedes aegypti (L.) and Aedes albopictus (Skuse) in Singapore City. Bull. Wld Hlth Org, 4,629-633
Djakaria. 2000. Vektor Penyakit Virus, Riketsia, Spiroketa dan Bakteri. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Fahmi, M., Fahri, N.A., & Suwastika, N.I. (2014). Studi keanekaragaman kpesies nyamuk Anopheles sp. di kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal of Natural Science, 3(2), 995-108.
Hadi, U.K. & Koesharto, F.X. (2006). Nyamuk. di dalam: Hama Pemukiman Indonesia, Pengenalan, Biologi, dan Pengendalian. Singgih SH, Upik KS, (editor). Bogor (ID): IPB Press.
Hadi, U.K., Susi, S., & Dwi, J.G. (2012). Aktivitas nokturnal vektor demam berdarah dengue di beberapa daerah di Indonesia. J Ento Indo, 9(1),1-6.
Harbach R. (2008). Genus Armigeres Theobald http://mosquito-taxonomic-inventory.info/genus-armigeres-theobald-1901. [01 Oktober 2017].
Hidayat, M.C., Santoso, L., & Suwasono, H. (1997). Pengaruh pH air perindukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan Aedes aegypti pradewasa. CDK. 119, 47-49.
Ikhsan, M. (2014). Keragaman Jenis dan Fluktuasi Kepadatan Nyamuk Pada Peternakan Sapi Unit Reproduksi dan Rehabilitasi Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Jacob, A., Pijoh, V.D., & Wahongan, G,J,P. (2014). Ketahanan hidup dan pertumbuhan : nyamuk Aedes spp pada berbagai jenis air perindukan. J. e2-Biomed, 2(3),1-5
Jumar. (2000). Entomologi Pertanian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Kandum, N. (2008). Kunci Identifikasi Nyamuk Aedes. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Mardihusodo, S.J. (1988). Pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap penetasan telur nyamuk Aedes aegypti. Berita Kedokteran Masyarakat. IV,6.
Mattingly. (1973). Kunci Bergambar Identifikasi Nyamuk Betina Sampai ke Tingkaat Genus di Indonesia (Terjemahan). America: Contribution of the Americon Entomological Institute.
Mintarsih, E.R., Santoso, L., & Suwasono, H. (1996) Pengaruh suhu dan kelembaban udara ulami terhadap jangka hidup Aedes aegypti betina di kota madya Salatiga dan Semarang. Cermin Dunia Kedokteran. (107), 20-2.
Muhammad, Fahri, N.A., & Suwastika, N,I. (2015). Studi Keanekaragaman spesies nyamuk Anopheles sp. di kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal of Natural Science, 3(2), 995-108.
Novelani, B. (2007). Studi Habitat dan Perilaku Menggigit Nyamuk Aedes serta Kaitannya dengan Khasus Demam Berdarah di Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pandian, R.S., & Candrashekaran, M.K. (1980). rhythms in biting behaviour of a mosquito Armigeres subalbatus. Oecol, 47, 89-95.
Riwu, Y.R. (2011). Bioekologi Nyamuk Aedes spp. dan Deteksi Keberadaan Virus Chikungunya di Kelurahan Pasir Kuda Kecamatan Bogor Barat [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Rogozi, E., Ahmad, R.B., & Ismail, Z. (2012). Biting activity cycles of some antropophilic mosquito species in Malaysia. J Int Environ APP Sci,7(5), 894-900.
Rosa, E. (2007). Studi tempat perindukan nyamuk vektor demam berdarah dengue di dalam dan di luar rumah di Rajabasa Bandar Lampung. Jurnal Sains FMIPA Universitas Lampung, 13(1), 57-60.
Santoso, Yahya, Suryaningtyas, N.H., Pahlepi, R.I., & Rahayu, K.S. (2016). Studi bioekologi nyamuk Mansonia spp vektor filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Provinsi Jambi. Jurnal Vektora, 8(2), 71-80.
Sigit, S.H. (1973). Kunci Bergambar Identifikasi Nyamuk Betina sampai ke Tingkat Genus di Indonesia. Diadaptasi dari Mattingly 1971.
Stanuszek, W.W. (2013). Identification Guide To Adult Female Mosquitoes Of Saginaw County. Sginaw County: Congress Ave.
Sudjadi, F.A. (1997). Penularan siang hari filariasis yang disebabkan oleh Brugia malayi non periodik pada penduduk asli Dayak di Kalimantan Timur. Berkala Ilmu Kedokteran, 29(4),157-162.
Supartha, I.W. (2008). Pengendalian terpadu vektor virus demam berdarah dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae). Disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Dies Natalis Udayana Ke 46. 3-6 September 2008.
Surtess, G. (1967). Factors affecting the ovipotition of Aedes aegypti. Bull. Wld. Hlth. Org. 36, 694-596 .
Suwardi. (2012). Perilaku dan Karakteristik Habitat Potensial Nyamuk Anopheles spp. di Desa Riau Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suwito, A. (2008). Nyamuk (Diptera: Culicidae) Taman nasional Boganinani Wartabone, Sulawesi Utara: Keragaman, Status dan Habitatnya. Zoo Indonesia Jurnal Fauna Tropika, 17(1), 27-34.
Zainul, S., Santi, M., Ririh, Y.A., & Hasanah, H. 2005. Populasi nyamuk dewasa di Desa Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar Tahun 2004. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(1), 85 – 96.
Published
2022-06-30
How to Cite
Sari, S., Nurtjahya, E., & Suwito, A. (2022). Bioekologi Nyamuk Armigeres, Mansonia, Aedes, Anopheles dan Coquilletidia (Diptera: Culicidae) di Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka Barat. EKOTONIA: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi Dan Mikrobiologi, 7(1), 44-60. https://doi.org/10.33019/ekotonia.v7i1.3142
Abstract viewed = 1882 times
PDF downloaded = 2086 times