Permasalahan dan Pemeriksaan Actinobacillus
Abstract
Actinobacillus termasuk bakteri oportunistik dan merupakan flora komensal dalam tubuh inang. Pada kondisi normal tidak menyebabkan penyakit dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini terutama dipicu oleh invasi bakteri komensal inang atau bakteri dari lingkungan masuk ke jaringan tubuh inang. Sebagian besar spesies Actinobacillus ditemukan secara khas sebagai komensal pada saluran pernapasan, pencernaan dan genital dari beberapa spesies hewan maupun manusia. Bakteri ini bersifat bakteri Gram negatif yang berbentuk basil, tidak bergerak, tidak membentuk endospora, bersifat anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik serta mampu memfermentasikan karbohidrat, mereduksi citrat, urease positif. Sebagian besar spesies Actinobacillus tumbuh lambat pada media perbenihan agar darah dan agar coklat. Oleh karena prevalensi dan virulensinya tidak setinggi bakteri oportunistik lainnya mengakibatkan jarang ditemukan kasus infeksi Actinobacillus dan kasusnya pada manusia tidak banyak dilaporkan. Oleh karena itu pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis pasti infeksi oleh Actinobacillus sangat diperlukan. Pemeriksaan mikrobiologi antara lain dilakukan dengan uji mikroskopik, biakan, identifikasi biokimia, kepekaan terhadap antibiotik, uji molekuler seperti PCR (Polymerase Chain Reaction), Loop-mediated isothermal amplification (LAMP) dan hibridisasi DNA.
Downloads
References
Amalina, R. (2009). Perbedaan Jumlah Actinobacillus actinomycetemcomitans pada peridontitis agresif berdasarkan jenis kelamin. J UNISSULA, 49(124), 2009.
Assavacheep, P., & Rycroft, A. (2013). Survival of Actinobacillus pleuropneumoniae outside the pig. Res Vet Sci, 94(1), 22-26.
Bauman, R.W. (2011). Microbiology with Diseases by Taxonomy (3rd ed.). San Franscisco: Pearson Education.
Bulele, T., Rares, F., & Porotu'o, J. (2019). Identifikasi Bakteri dengan pewarnaan gram pada penderita infeksi mata luar di rumah sakot Kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), 7(1), 30-36.
Cappucino, J.G. (2005). Microbiology, a Laboratory Manual (7th ed.). USA: Perason Benjamin Cummings.
Carranza, F., Newman, M., & Takei, H. (2006). Carranza's Clinical Periodontology (10th ed.). Philadelphia: BW Saouders.
Carroll, K.C., Butel, J.S., Morse,S.A., & Mietzner, T. (2016). Jawettz, Melnick and Adelberg's Medical Microbiology (27th ed.). New York: Mc Graw Hill education.
Chapa, A.C., Herrera, G.M., Enriquez, A.M., Trejo, C.S., Rodriguez, J.C., Najera, R.I., & Soto, J.M. (2021). Aggregatibacter actinomecetemcomitans: An orthodontic approach. International Journal of Applied Dental Sciences, 7(3), 40-43.
CLSI [Clinical and Laboratory Standards Institute]. (2015). M45-methods for antimicrobial dilution and disk susceptibility testing of infrequently isolated or fastidious bacteria (Vol. 35). In: https://clsi.org
De la Maza, L., Pezzlo, M., Bittencourt, C., & Peterson, E. (2020). Color Atlas of Medical Bacteriology. ASM Press. doi:10.1128/9781683671077
Feisal, M., Fatimawali, & Wewengkang, D. (2015). UJi kepekaan bakteri yang diisolasi dan diidentifikasi dari sputum penderita bronkhitis di RSUP Prof.DR.R.D Kandou Manado terhadap antibiotik golongan sefalosporin (Sefiksim), Penisillin (Amoksisilin) dan tetrasiklin (Tetrasiklin). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 4(3), 88-95.
Garrity, G., Bell, J., Lilburn, T., & Famliy, I. (2010). Pseudomonadaceae. Bergey's Man Syst Bacteriol, 2B, 323-379. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20697963
Gillespie, S.H., & Hawkey, P.M. (2006). Principles and Practice of Clinical Bacteriology (Second Edition ed.). New Jersy: Willey Publisher
Goering , R.V., Dockrell, H.M., Zuckerman, M., & Chiodini, P.L. (2019). Mims Medical Microbiology and Immunology (6th ed.). London: Elsiever.
Henderson, B., Ward, J., & Ready, D. (2010). Aggregatibacter (Actinobacillus) actinomyctemcomitans: a triple A periodontopathogen? Perodontology, 54, 78-105.
Himawan, A., Sumardiyono, Y.B., Somowiyarjo, S., Trisyono, Y.A., & Beattie, A. (2010). Deteksi menngunakan PCR ( Polimerase Chain Reaction) Candidatus liberibacter asiaticus, penyebab huanglongbing pada jeruk siem dengan beberapa gejala pada daun. J.PHT Tropika, 10(2), 178-183.
Irfan, M., Rudhanton, Diah, & Septina , F. (2022). Ekstrak teh putih sebagai penghambat biofilm Aggregatibacter actinomycetemcominans (in vitro). E-Prodenta Journal of Dentistry, 6(1), 534-538.
Janda, J., & Abbott, S. (2007). rRNA gene sequencing for bacterial identification in the diagnostic laboratory: pluses, perils and pitfalla. J Clin Microbiol, 45(9), 2761-2764.
Joshipura, V., Yadalam, U., & Brahmavas, B. (2015). Aggresive periodontitis. a review Journal of the internasional Clinical dental Research organization, 7(1), 11-17.
Kachlany, S., Planet, P., DeSalle, R., Fine , D., & Figurski, D. (2001). Genes for tight adherence of Actinobacillus actinomycetemcomitans: From plaque to plaque to pond scum. Trends Microbiol, 9(9), 429-437.
Levinson, W. (2008). Review of Medical Microbiology and Immunology. New York: The McRaw-Hill Companies.Inc.
Markou, E., Eleana, B., Lazaros, T., & Antonios, K. (2009). The influence of sex steroid hormones on gingiva of women. Open Dentistry Journal, 114-119.
Martinez, J. (2014). Short-sighted evolution of bacterial opportunistic pathogens with an environmental origin. Front Microbiol, 5(May),1-4.
Merck. (2009). Metode cepat dan akurat deteksi bakteri patogen menggunakan real-time PCR. Foodproof Biotecon.
Murray, P.R., Rosenthal, K.S., & Pfaller, M.A. (2016). Medical Microbiology (8th ed.). Philadelphia: Elsevier.
Murwantoko. (2006). Metode Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP) dan aplikasinya untuk deteksi penyakit ikan (Loop-mediated Isothermal Amplification (LAMP) method and it's application for fish pathogen detection. Jurnal Perikanan (J.Fish,Sci), VIII(1), 1-8.
Nuritasari, D., Sarjono, P.R., & Aminin, N.A. (2007). Isolasi bakteri termofik sumber air panas Godongsongo dengan media pengaya MB (Minimal Broth) dan TS ( Taoge Sukrosa) serta identifikasi fenotif dan genotif. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 20(2), 84-91.
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Prihatini, Aryati, & Hetty. (2007). Identifikasi cepat mikroorganisme menggunakan alat Vitex-2 (Rapid identification of microorganism by Vitex-2). Indonesia Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 13(3), 129-132.
Procop, G.W., Church, D.L., Hall, G.S., Janda, W.M., Koneman, E.W., Schreckenberger, P.C., & Woods, G.L. (2017). Koneman's Color Atlas and Textbook of Diagnostic Microbiology (7th ed.). Philadelphia: Wolter Kluwer Health.
Riccardi, N., Rotulo, G., & Castagnola, E. (2019). Defenition of opportunistic infections in immunocompromised children on the basis of etiologies and clinical features: a summary for practical purposes. Curr Pediatr Rev, 15(4),197-206.
Rini, C.S., & Rohmah, J. (2020). Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi Dasar. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Rosenberg, E., DeLong, E., Lory, S., Stackebrandt, E., & Thompson, F. (2013). The Prokaryotes: Gammaproteobacteria. Pulished online 2013:1-768. doi:10.1007/978-3-642-38922-1
Rylev, M., & Killian, M. (2008). Prevalence and distribution of principal periodontal pathogens worldwide. J Clin Periodontol, 35(8), 346-361.
Talaro, K., & Chess, B. (2019). Foundations in Microbiology (10th ed.). McGraw-Hill Education.
Tille, P. (2017). Bailey and Scott's Diagnostic Microbiology (14th ed.). Philadelphia: Elsevier.
Tremblay YDN, Levesque, C., Segers, R., & Jacques , M. (2013). Method to grow Actinobacillus pleuropneumoniae biofilm on a biotic surface. BMC Vet Res, 9, 2013.
Yasmon, A., & Dewi, B.E. (2012). Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran. In Diagnosis molekuler penyakit infeksi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
2.png)
