FACILITIES AND INFRASTRUCTURE DESIGN OF BULAKSETRA MANGROVE EDU-ECOTOURISM, PANGANDARAN DISTRICT

  • Indra Kristiana Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran
  • Kennedi Sembiring Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran
  • Mario Pandu Wiranata Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Abstract

Mangrove ecosystems in coastal areas play an important role in supporting physical, biological, and environmental economic functions. One of the alternatives to preserve the mangrove ecosystem is integrated area management. Bulaksetra Beach is a mangrove area located on the East Coast of Pangandaran which has the potential to be developed as an ecotourism area. The Edu-ecotourism area which combines conservation, education, research, and economy requires good and appropriate management. Analysis of land suitability, vegetation types and environmental conditions is important in making decisions and determining the feasibility of an area. Facilities and infrastructure are one of the elements and indicators that support the success of an Edu-ecotourism area. Observations on water conditions, types of mangrove vegetation, water substrate, weather and topography were carried out to determine the feasibility of developing facilities and infrastructure in the Bulaksetra area. The results showed that the Bulaksetra area was feasible to be developed into an Edu-ecotourism area with an average salinity measurement of 14 ppt, an average rainfall of 46.4 mm - 81.3 mm, a sandy mud substrate and a gentle topography. The zoning of the mangrove ecosystem was carried out based on the main mangrove vegetation in Bulaksetra, namely Avicennia alba and Rhizophora apiculata. The selection of vegetation in the landscape design is adjusted to the natural vegetation and topography in the Bulaksetra area. The supporting facilities for Bulaksetra Edu-ecotourism were designed include mangrove trekking, canoeing docks and mangrove galleries. Facilities are designed according to area size, landscape, and suitability of location. Further studies such as the selection of design and building materials, material costs, construction costs, operational costs and maintenance costs need to be carried out to determine the appropriate building construction. The development of Bulaksetra Edu-ecotourism facilities and infrastructure is expected to contribute to the development of the mangrove ecosystem so that it becomes a center for information, education, and conservation for the public, especially in Pangandaran Regency.

Keywords: Mangrove, Edu-ecotourism, Bulaksetra. Vegetation, Zonation

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, Taufiq. 2017. Ekosistem Mangrove. [Makalah]. Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate

Agussalim, Andi, Hartoni. 2014. Potensi kesesuaian mangrove sebagai daerah ekowisata di pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya, Palembang. Maspari Journal 6(2).

Alfira, Rizki. 2014. Identifikasi potensi dan strategi pengembangan ekowisata mangrove pada kawasan suaka margasatwa mampie di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Makassar.

Fandeli, Chafid. 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata Dalam C. Fandeli dan Mukhlison (ed.) Pengusahaan Ekowisata. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. pp. 3-12.

Harsono, Dwi. 2011. Sifat fisis dan mekanis batang kelapa (Cocos nucivera L) dari Kalimantan Selatan. Jurnal Industri Hasil Hutan 3(1): 29-36.

Hasrianti, Nurasia. 2016. Analisis warna, suhu, pH dan salinitas air sumur bor di Kota Palopo. Prosiding Seminar Nasional. Universitas Cokroaminoto Palopo.

Indrosaptono D, Sukawi, Indraswara MS. 2014. Kayu kelapa (glugu) sebagai alternatif bahan kontruksi bangunan, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang. MODUL 14(1): 53-58

Kustanti A, Yulia RF. 2005. Laporan pengelolaan terpadu hutan mangrove kerjasama: masyarakat, Universitas lampung, dan Kabupaten Lampung Timur. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mulyadi E, Hendriyanto O, Fitriani N. 2009. Konservasi hutan mangrove sebagai ekowisata. [Skripsi]. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan UPN Veteran. Surabaya

Mulyaningrum. 2005. Eksternalitas ekonomi dalam pembangunan wisata alam berkelanjutan studi kasus pada kawasan wisata alam Baturaden Purwekerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Penelitian UNIB 11(1): 9-20

Muyalanda, Yofi. 2013. Strategi rehabilitasi ekosistem mangrove melalui analisis tingkat kerusakan di suaka margasatwa Muara Angke, Provinsi DKI Jakarta. Bonorowo Wetlands, 4(June), 12–36.

Nugraha B, Banuwa IS, Widagdo S. 2015. Perencanaan lanskap ekowisata hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung Desa Sidoarjo Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylvia Lestari 3(2): 53-66

Nurfebriani, Vina. 2014. Ketahanan kayu jati unggul nasional (Tectona grandis Lf.) terhadap serangan rayap tanah dan rayap kayu kering. [Skripsi]. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor

Pemda Kabupaten Pangandaran. 2016. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya 2016-2020. Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran. Pangandaran

Purnobasuki H. 2013. Perlunya mangrove center dan perda pesisir. Bulletin PSL Universitas Surabaya (20): 3-5

Purnomo DW, Usmadi D. 2011. Sebaran keragaman dan kelimpahan vegetasi mangrove di pulau Batam, Karimum, Natuna, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Seminar Nasional HUT Kebun Raya Ciboda Ke159: 21-28

Raden, 2018. Perencanaan ekowisata berbasis sarana dan prasarana (studi kasus: Pantai Dato Kabupaten Majene). [Skripsi]. Departemen Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Makasar

Rumwaropen, Yohan F. 2019. Dampak ahli fungsi hutan mangrove terhadap ekonomi masyarakat di Telaga Wasti Sowi VI Manokwari Papua Barat. Prodi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Papua. Manokwari

Siregar. 2009. Memaknai ecoturism dan pengembangan berkelanjutan. agenda pariwisata untuk pengembangan kualitas hidup secara berkelanjutan. Badan Penelitan dan Pengembangan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Medan

Tebay S. 2004. Kajian pengembangan ekowisata mangrove berbasis masyarakat di Taman Wisata Teluk Youtefa Jayapura Papua. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor.

Tuwo A. 2011. Pengelolaan ekowisata pesisir dan laut: pendekatan ekologi, sosial- ekonomi, kelembagaan dan sarana wilayah. (Buku). Brilian International. Surabaya. 412 p.

Published
2021-02-18
Abstract viewed = 752 times
pdf downloaded = 1108 times