THE EXISTENCE OF MANGROVE IN BELO LAUT VILLAGE, BANGKA BARAT, BANGKA BELITUNG ISLANDS IN PERCEPTION BLOOD CLAM CULTIVATION

  • Ahmad Aji A Kurniawan SMA N 1 Muntok
  • Ira Triswiyana Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan, Palembang, Indonesia
  • Ardiansyah Kurniawan Universitas Bangka Belitung

Abstract

Belo Laut Village has 3,337 ha of mangrove potential spread over three hamlet areas, namely Belo Laut, Tanjung Punai, and Sukal. On the muddy beaches around the mangroves, the community has developed extensive cultivation of blood clams (Anadara granusa). The existence of cultivation in mangrove areas also has the potential to affect the existence of mangroves in the area. For this reason, it is necessary to know the perception of shellfish cultivators on mangroves and the reality of the condition of mangroves in Belo Laut Village so as to provide an overview of the potential for mangrove destruction due to Blood Clam cultivation. Data were collected by interviewing shellfish farmers in Sukal and Tanjung Punai Hamlets. The production of blood clam cultivation has become a new source of economy in Belo Laut Village which is carried out by almost all family heads in Sukal and Tanjung Punai Hamlets. The community considers that the mangroves in Belo Laut village had not changed in quantity and there was no indication of their use other than for tourism. The perception and understanding of shellfish farmers not to disturb the mangroves were based on the protection of their main source of income as shrimp and crab fishermen.

Keywords: Mangrove, Bangka Island, Blood clam cultivation, Belo Laut Village

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agussalim A, Hartoni. 2014. Potensi kesesuaian mangrove sebagai daerah ekowisata di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Maspari Journal: Marine Science Research 6(2): 148-156
Ariftia RI, Qurniati R, Herwanti, S. 2014. Nilai ekonomi total hutan mangrove Desa Margasari kecamatan Labuhan Maringgai kabupaten Lampung Timur. Jurnal Sylva Lestari 2(3): 19-28
Danipranata, J. 2019. Indeks kepekaan lingkungan ekosistem mangrove dengan interpretasi citra digital, studi kasus: Pesisir Barat Pulau Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 9(1): 75-85
Ernawati E, Azrai EP, Wibowo SS. 2016. Hubungan persepsi kearifan lokal dengan sikap konservasi masyarakat Desa Lencoh Kecamatan Selo Di Taman Nasional Gunung Merapi. Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi 9(1): 65-69
Hidayah N. 2018. Studi penurunan luasan lahan mangrove di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik. Swara Bhumi 5(6): 162-169
Ibrahim I, Akmal N, Sanusi M. 2019. Kearifan lokal terhadap konservasi lahan mangrove di Gampong Lam Ujong Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Biotik 6(1): 144-150
Johan Y, Yulianda F, Siregar VP, Karlina I. 2011. Pengembangan wisata bahari dalam pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung. Seminar Nasional Pengembangan Pulau-Pulau Kecil Dari Aspek Perikanan Kelautan Dan Pertanian, 119-129
Kurniawan A, Sambah AB, Sari SP, Kurniawan A, Asriani E, Prihanto AA. 2019. Culturable cellulolytic bacteria from mangrove with anadara granosa cultivation in Sukal, West Bangka. In International Conference on Maritime and Archipelago (ICoMA 2018). pp 131-136. Atlantis Press
Kurniawan A, Sari SP, Asriani E, Kurniawan A, Sambah AB, Triswiyana I, Prihanto AA. 2018. Bakteri Selulolitik Mangrove. UBB Press
Kurniawati ND, Pangaribowo EH. (2017). Valuasi ekonomi ekosistem mangrove di Desa Karangsong, Indramayu. Jurnal Bumi Indonesia 6(2): 1-12
Malau A. 2017. Studi perubahan luasan mangrove dan hubungannya dengan produksi perikanan di Kota Langsa Provinsi Aceh. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara
Miswadi M, Firdaus R, Jhonnerie R. 2017. Pemanfaatan kayu mangrove oleh masyarakat suku asli Sungai Liong Pulau Bengkalis. Dinamika Maritim 6(1): 35-39
Ontorael R, Wantasen AS, Rondonuwu AB. 2012. Kondisi ekologi dan pemanfaatan sumberdaya mangrove di Desa Tarohan Selatan Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Ilmiah Platax 1(1): 7-11
Ponto O. 2011. Peranan nelayan terhadap rehabilitasi ekosistem hutan bakau (mangrove). Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis 7(2): 73-79
Pratiwi MW, Muhsoni FF. (2021). Analisis kesesuaian ekowisata mangrove di Desa Taddan Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan 12(2): 115-125
Setyawan AD, Winarno K. 2006. Pemanfaatan langsung ekosistem mangrove di Jawa Tengah dan penggunaan lahan di sekitarnya; kerusakan dan upaya restorasinya. Biodiversitas 7(3): 282-291
Sobari MP, Azis N, Adrianto L. 2006. Analisis ekonomi alternatif pengelolaan ekosistem mangrove Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Buletin Ekonomi Perikanan 6(3): 59-80
Suzana BOL, Timban J, Kaunang R, Ahmad F. 2011. Valuasi ekonomi sumberdaya hutan mangrove di Desa Palaes Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Agri-Sosioekonomi 7(2): 29-38
Utina R. 2012. Kecerdasan ekologis dalam kearifan lokal masyarakat Bajo Desa Torosiaje Provinsi Gorontalo. In Prosiding Konferensi Dan Seminar Nasional Pusat Studi Lingkungan Hidup Indonesia 21(5) : 14-20
Wikipedia, 2021. Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bangka Barat. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kabupaten_Bangka_Barat pada 18 Desember 2021
Yulius, Rahmania R, Kadarwati UR, Ramdhan M, Khairunnisa T, Saepuloh D, Subandriyo J, Tussadiah A. 2018. Buku Panduan (Kriteria Penetapan Zona Ekowisata Bahari) (F. Yuliand, H. A. Susanto, R. Ardiwidjaja, & E. Widjanarko (eds.)). IPB Press
Published
2021-12-21
Abstract viewed = 504 times
pdf downloaded = 535 times