PENGAMATAN PENGAMATAN PERKEMBANGAN TELUR CUMI BANGKA (Uroteuthis chinensis) DAN MODIFIKASI PAKAN PASCA MENETAS

Authors

  • Teguh Firnanda Universitas Bangka Belitung
  • Indra Indra Universitas Bangka Belitung
  • Isra Mulia Putri Universitas Bangka Belitung
  • Robin Robin Universitas Bangka Belitung

DOI:

https://doi.org/10.33019/joaa.v9i2.5795

Keywords:

Sea water, Bangka squid, Uroteuthis chinensis, egg custard, Bangka Belitung

Abstract

Cumi Bangka (Uroteuthis chinensis) merupakan komdoditas perikanan yang memiliki nilai ekonimis yang tinggi dan salah satu komoditas unggulan strategis dalam sektor perikanan dan kelautan karena memiliki kualitas terbaik di pasar ekspor. Namun dikarenakan eksploitasi penangkapan cumi-cumi yang berlebihan, dan rusaknya habitat penempelan telur, sekaligus habitat pemijahan cumi-cumi akibat berbagai aktivitas teresterial, khususnya aktivitas penambangan pasir timah laut, menjadikan jumlah tangkapan cumi Bangka jauh menurun. Perubahan iklim global yang ekstrim, juga menjadi pemicu berkurangnya jumlah cumi di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan morfologi telur cumi Bangka (U. Chinensis)  sebelum menetas dan mengukur survival rate larva cumi pasca menetas, yang diberikan pakan buatan dan pakan egg custard di modifikasi. Pengamatan morfologi dilakukan secara langsung setiap 24 jam, sejak diambil dari alam samapi menetas di bak pemeliharaan. Dengan mengamati perubahan bentuk morfologi, bobot dan panjang telur. Selanjutnya pemberian pakan buatan dan egg custard di modifikasi setelah telur menetas diberikan lima kali dalam sehari, yakni pada jam 07.00 pagi, jam 11.00 siang, jam 15.00 sore, jam 19.00 malam, 23.00 malam. Hasilnya menunjukkan bahwa, dimedia tetas dibutuhkan waktu 6-9 hari bagi telur cumi untuk menetas. Setiap hari terjadi perubahan morfologi telur yang semakin membesar dan pemisahan jonjot yang jelas disetiap kapsul telur.  Hatching Rate cumi mencapai 65,40 %, pada salinitas 31-35 ppt. Pemberian tiga jenis pakan buatan, yakni Otohime B2, Feng-Li 0 dan Scretting Stella B-2 mampu membuat larva cumi bertahan selama 3 dan 4 hari. Pemberian pakan tiga jenis egg custard di modifikasi hanya mampu membuat larva cumi bertahan selama 4 dan 5 hari.

References

Amaratunga, T. 1983. The Role of cephalopods in the marine ecosystem. Di dalam Caddy, J.F. (ed) Advances in Assesment of Word Cephalopod Resources. FAO Fish Tech Pap. 231: 379-415.
Baskoro, M. S., M. Fedi A. Sondita,Yusfiandayani, R., Syari, I. A., 2017. Efektivitas Bentuk Atraktor Cumi-Cumi Sebagai Media Penempelan Telur Cumi-Cumi (Loligo sp). Jurnal Kelautan Nasional, 10(3), 177-184.
Biology Research, 2(1), 50-58.
Boletzky, S. V. 1987. Embryonic development of cephalopods at low temperatures. American Malacological Bulletin, 5(2), 195-202.
Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University Agricultural Experiment Station.
Boyd, C. E., D’Abramo, L.R., Glencross, B. D., Huyben, D.C., Juarez, L. M., Lockwood, G. S., McNevin, A. A., Tacon, A. G. J., Teletchea, F., Tomasso, J. R., Tucker, C. S., and Valenti, W. C. 2020. Achieving sustainable aquaculture: Historical and current perspectives and future needs and challenges. J. World Aquac. Soc., 51(3): 578–633.
Boyle, P., & Rodhouse, P. 2005. Cephalopods: Ecology and Fisheries. Blackwell Publishing.
Craig, S., D. Kuhn, M. Schwarz. 2017. Understanding fish nutrition, feeds, and feeding steven. Virginia Cooperative Extention, 16.
Fauzi, A. Anna, S. 2005. Pemodelan sumberdaya perikanan dan kelautan untuk analisis kebijakan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Goto, T. 2006. Developmental biology and hatchling strategies in cephalopods. Marine Biology Research, 2(1), 50-58.
Heriansah, R., Syamsuddin, R., Najamuddin, & Syafiuddin, 2022b. Growth of Kappaphcus alvarezii in vertical method of multi-trophic system based on feeding rate. Egyptian Journal of Aquatic Biology & Fisheries, 26(5), 1197–1210.
KKP. 2023. Nilai Ekspor Hasil Laut Indonesia. Diakses dari https://data.goodstats.id/statistic/nilaiekpor-hasil-laut-indonesia-2022-6OMOD
Muzakkir. 2012. Pendugaan beberapa parameter dinamika populasi cumi-cumi Loligo chinensis pada perairan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Makassar.
Oktariza, W., Wiryawan, B., Baskoro, M. S., Kurnia, R., & Wisudo, S. H. 2016. Model bio-ekonomi perikanan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 7(1), 97-107.
Roper, C. F. E., Sweeney, M. J., & Nauen, C. E. 1984. FAO species catalogue: Cephalopods of the world. FAO Fisheries Synopsis No. 125. Food and Agriculture Organization.
Tacon A.G.J., F. Teletchea, J.R. Tomasso, C.S. Tucker, W.C. Valenti. 2020. Achieving sustainable aquaculture: Historical and current perspectives and future needs and challenges. Journal of the World Aquaculture Society, 51(3): 578633.
Takdir, M. 2004. Penetasan telur, pemeliharaan larva, dan biologi reproduksi cumi-cumi Sepioteuthis lessoniana Lesson. Makalah Falsafah Sains, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Wiadnyana, N. N., Astuti, I. R., Suryandari, A., Tjahjo, D. W. H., Nurfiarini, A., Amri, K., & Hendrawan, A. L. S. 2022. Naskah Akademik Refugia Perikanan Cumi-Cumi (Uroteuthis Chinensis) Di Perairan Bangka, Prov Kepulauan Bangka Belitung. Badan Riset dan Sumber Daya Manusia kelautan dan Perikanan. 64.
Yamaguchi, M. 1991. Broadclub cuttlefish (Sepia latimanus) Di dalam Shokita S, Kakazu K, Tomori A, Toma T. (eds) Aquaculture in Tropical Area. Tokyo Midoro Shobo Co. Ltd.

Downloads

Published

17.04.2025